Sambut Waisak: STABN Sriwijaya Selenggarakan Dialog Antar Umat Beragama Bertajuk "Cegah Konflik Menuju Warga Kampus yang Rukun dan Damai"

Tangerang, 17 April 2025 — Dalam rangka menyambut perayaan Hari Raya Waisak, Sekolah Tinggi Agama Buddha Negeri (STABN) Sriwijaya menggelar kegiatan yang sarat makna dan nilai kebangsaan: Dialog Antar Umat Beragama dengan tema “Cegah Konflik Menuju Warga Kampus yang Rukun dan Damai”. Kegiatan ini dilaksanakan di Aula STABN Sriwijaya dan dihadiri oleh civitas akademika STABN Sriwijaya.
Kegiatan ini merupakan bagian dari kegiatan bulan pendalaman dhamma (BPD) dan komitmen STABN Sriwijaya untuk memperkuat nilai-nilai moderasi beragama, membangun semangat inklusif di lingkungan kampus, serta merespon perkembangan sosial keagamaan di Indonesia yang menuntut sinergi antar umat beragama. Dialog ini sekaligus menjadi refleksi spiritual menjelang Waisak, hari suci bagi umat Buddha, yang secara esensial mengajarkan tentang cinta kasih universal, tanpa kekerasan, dan kedamaian.
Ketua STABN Sriwijaya, Dr. Li. Edi Ramawijaya Putra, M.Pd, dalam sambutannya menyampaikan pentingnya peran institusi pendidikan tinggi dalam menciptakan ruang perjumpaan lintas iman. “Kampus bukan hanya tempat belajar, tetapi juga ruang peradaban. Dalam kebhinekaan, kita belajar memahami satu sama lain. Dialog lintas agama ini adalah bentuk nyata bahwa kerukunan dapat dibangun dan dipelihara melalui komunikasi yang jujur, terbuka, dan penuh empati,” ujar beliau.

Lebih lanjut, Ketua STABN menegaskan bahwa tantangan global saat ini menuntut generasi muda untuk memiliki kapasitas dalam mengelola perbedaan. Oleh karena itu, kegiatan ini bukan sekadar seremonial menjelang Waisak, melainkan sebuah call to action untuk seluruh warga kampus agar aktif menjadi agen kerukunan.
Dalam dialog tersebut, hadir perwakilan dari empat agama resmi di Indonesia: Buddha, Islam, Kristen, dan Hindu. Masing-masing tokoh menyampaikan pandangan keagamaan tentang pentingnya dialog dalam kehidupan bermasyarakat. Mereka menggarisbawahi bahwa perbedaan bukanlah ancaman, melainkan kekayaan yang jika dikelola dengan bijak, akan memperkuat persatuan.

Para narasumber juga menyoroti isu-isu aktual seperti potensi konflik berbasis SARA, pentingnya edukasi toleransi sejak dini, serta peran aktif kampus dalam meredam polarisasi sosial. Semangat saling memahami, menghargai, dan bekerja sama untuk kebaikan bersama menjadi benang merah dari seluruh diskusi.
Kegiatan ini juga selaras dengan visi STABN Sriwijaya untuk menjadi perguruan tinggi Buddha terkemuka yang berciri kenusantaraan, yang tidak hanya unggul dalam bidang akademik, tetapi juga membina karakter luhur mahasiswa yang mampu hidup harmonis dalam keberagaman.
Dengan dialog ini, STABN Sriwijaya sekali lagi menegaskan perannya sebagai motor penggerak nilai-nilai kebhinekaan, moderasi, dan perdamaian — menuju Indonesia yang lebih rukun, inklusif, dan berkeadaban.
#sriwijayauntuksemua
#jayasriwijaya
Penulis Berita : Mohamad Yogi Yanuar (Pranata Komputer Ahli Pertama)